INDONESIA
Kita tak harus percaya Juliet. Gadis remaja dalam lakon termashur Shakespeare itu menganggap sebuah nama tak berpengaruh terhadap yang dinamai: setangkai kembang yang wangi akan tetap harum andai tak disebut “mawar”. “That which we call a rose/By any other name would smell as sweet…” Drama Shakespeare menunjukkan Juliet sedang kasmaran dan ia lupa nama punya genealogi yang berbeda-beda dan tak selalu terpisah dari wujud yang menyandangnya. Saya pernah menghadiri sebuah pertemuan informal antara beberapa cendekiawan Malaysia dan Indonesia di Jakarta. Dalam percakapan, salah seorang menyebut “Indonesia” dengan “Indo” — sebuah kebiasaan mereka yang merasa lima suku kata dalam “Indonesia” bisa diringkas jadi dua. Mendengar itu, Sejarawan Taufik Abdullah yang hadir di antara kami, menegur: sebutan “Indo” sebaiknya jangan dipakai. Nama “Indonesia”, kata Taufik Abdullah, “adalah nama yang diperjuangkan dengan berdarah-darah”. Saya selalu ingat teguran itu. Taufik Abdullah benar. Nama