KISAH JA'FAR BIN MUHAMMAD BIN ALI
Ja’far Bin Muhammad Bin Ali Dalam catatan sejarah, Ia dikenal dengan Ja’far Ash-Shadiq. Bagi kalangan Syi’ah, tokoh ini dianggap penting. Ia dianggap sebagai Imam Keenam setelah Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, Husen bin Ali, Ali Zainal Abidin, dan Muhammad Al-Baqir. Padahal dalam beberapa ungkapannya, Ja’far justru menolak pendapat Syi’ah itu. Ja’far bin Muhammad adalah keturunan orang mulia. Dari ayahnya ia masih keturunan Ali bin Abi Thalib, sedangkan dari garis keturunan Ibunya ia masih keturunan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Adz-Dzahabi, dalam kitabnya, Siyar A’lamin Nubala’, mencatat sanad tokoh ini sebagai berikut: Dia adalah Ja’far bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib bin Abdil Manaf bin bin Syaibah bin Histam bin Qushai. Ibunya adalah Qarwah binti Al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar At-Taimy. Neneknya dari pihak ibu adalah Asma’ binti Abdurrahman bin Abu Bakar. Ja’far pernah mengatakan, “Aku pernah dilahirkan dari Abu Bakar dua kali