AS MULAI UJI COBA PERTAMA VAKSIN CORONA PADA MANUSIA
Ilustrasi (AP Photo)
|
AS Mulai Uji Coba Pertama Vaksin Corona pada Manusia
Diketahui bahwa saat ini belum ada vaksin atau perawatan resmi bagi virus Corona, atau yang juga disebut COVID-19, yang telah menginfeksi lebih dari 175 ribu orang di dunia sejak pertama muncul di China pada akhir Desember tahun lalu. Lebih dari 7 ribu orang meninggal dunia akibat virus Corona secara global.
"Menemukan vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah penularan SARS-CoV-2 merupakan prioritas kesehatan publik yang mendesak," ujar Kepala Divisi Penyakit Menular pada NIH, Anthony Fauci, menggunakan nama teknis untuk virus Corona.
"Kajian fase 1, yang diluncurkan secara cepat, merupakan langkah pertama yang penting mengarah pada tujuan itu," imbuhnya.
Uji coba di Seattle, AS akan mempelajari dampak dari dosis berbeda yang diberikan melalui injeksi intramuskular di lengan bagian atas, dengan para partisipan dipantau untuk efek samping seperti nyeri atau demam. Virus Corona diketahui berbentuk bulat dan memiliki duri yang menonjol dari permukaan, sehingga memberikan bentuk mirip mahkota. Duri itu mengikat sel-sel manusia, yang memungkinkan virus untuk masuk.
Para relawan dalam uji coba ini membawa informasi genetik soal duri ini dalam sebuah zat disebut 'messenger RNA'. Menyuntikkan 'messenger RNA' ke dalam jaringan manusia akan membuatnya tumbuh di dalam tubuh, sehingga akan memicu respons imun tanpa harus sepenuhnya menginfeksi seseorang dengan virus.
Farmasi dan laboratorium penelitian di seluruh dunia berlomba-lomba mengembangkan perawatan juga vaksin untuk virus Corona.
Perawatan antivirus bernama 'remdesivir' yang dibuat Gilead Sciences telah mencapai tahap akhir dalam uji coba klinis di Asia dan para dokter di China dilaporkan telah membuktikan efektivitasnya dalam melawan virus Corona. Namun hanya uji coba acak yang memampukan para ilmuwan menyadari secara pasti apakah antivirus itu sungguh membantu atau apakah pasien bisa sembuh tanpa antivirus itu. Baca Juga : Who-bela-china-terkait-kritik-as
Sebuah perusahaan farmasi asal AS bernama Inovio, yang sedang mengembangkan vaksin berbasis DNA, menyatakan akan mulai melakukan uji coba klinis bulan depan. Sumber : detikNews
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Komentar
Posting Komentar
SKP : MENANTI KOMENTAR ANDA DALAM RANGKA MEMBERIKAN MASUKAN SARAN DAN PENDAPAT.....