ULAMA PEWARIS PARA NABI

Ulama Pewaris Para Nabi.
Dalam hadits dikatakan "Al-ulama waratsatul anbiya’ " yang artinya ulama adalah pewaris para Nabi.

Syaikh Jalaluddin pernah menjelaskan tentang kedudukan ulama terhadap umara secara tepat di dalam kitab Fihi Ma Fihi. Kitab Fihi Ma Fihi yang artinya "Benar yang benar" atau bisa diartikan kebenaran yang sebenarnya, Penjelasan Syaikh Jalaluddin Rumi ini perlu menjadi bahan renungan bersama bagi kita dizaman sekarang yang mau belajar tentang hikmah dari kehidupan ini.

Syaikh Jalaluddin Rumi berkata : "Nabi Muhammad pernah bersabda, “Ulama yang paling buruk adalah mereka yang mengunjungi penguasa, dan penguasa yang terbaik adalah penguasa yang mengunjungi ulama. Kebijaksanaan adalah penguasa yang berdiri di pintu si miskin, dan keburukan adalah si miskin yang berdiri di pintu sang penguasa.”

Sekarang, jika hanya melihat makna luar dari kalimat tersebut, orang mungkin akan berpikir bahwa ulama sama sekali tak dianjurkan untuk mengunjungi penguasa, atau mereka akan menjadi ulama yang buruk. Hal tersebut bukanlah arti yang sebenarnya.

Sebaliknya, ulama yang terburuk adalah mereka yang bergantung kepada penguasa, dan mereka yang mendedikasikan hidupnya, tujuannya, perhatiannya, hanya untuk mendapatkan kemurahan hati sang penguasa. Ulama yang seperti itu menuntut dengan harapan penguasa akan memberikan mereka hadiah-hadiah, menempatkan mereka di posisi yang mulia, dan mendapatkan jabatan-jabatan strategis.

Oleh karena itu, ulama tersebut meningkatkan kemampuaan mereka dan menuntut ilmu hanya karena penguasa. Ketakutan kepada penguasa menjadi penyebab utama mereka menjadi ulama. Mereka menyerahkan diri kepada penguasa. Mereka menyesuaikan diri dengan rencana-rencana yang penguasa buat untuk mereka. Jadi, tak perduli apakah mereka mengunjungi penguasa atau penguasa mengunjungi mereka, sesungguhnya mereka adalah si pengunjung, dan penguasa adalah yang dikunjungi.

Bagaimanapun, ketika para ulama tidak menuntut ilmu untuk menyenangkan penguasa, tetapi hanya demi mencari kebenaran, ketika tindakan-tindakan dan kata kata yang keluar dari kebenaran yang telah mereka pelajari dan mereka melakukannya hanya karena itu adalah kodrat mereka dan mereka tak bisa hidup tanpanya-persis seperti ikan yang hanya bisa hidup di air-ulama seperti itu mendedikasikan diri mereka kepada Tuhan dan hanya Menuju pada Tuhan. Mereka dirahmati oleh panduan para nabi. Setiap orang yang hidup di masanya akan tersentuh dan mendapatkan inspirasi dari contoh yang mereka berikan, baik orang tersebut menyadari fakta tersebut ataupun tidak.

Oleh karena itu, meskipun sang ulama mengunjungi penguasa, mereka tetap menjadi tuan rumah dan penguasa adalah pengunjungnya, karena dalam setiap hal pada kenyataannya penguasa lah yang mendapatkan pencerahan dan pertolongan dari mereka.

Mereka seperti matahari yang bersinar kepada semuanya, universal, merubah batu menjadi rubi dan permata, merubah gunung-gunung menjadi tembaga, emas, perak dan baja, membuat bumi menjadi segar dan hijau, membawa buah-buahan pada pepohonan, dan menghangatkan musim dingin. Dalam kamus mereka, mereka hanya mengenal kata memberi, bukan meminta. Baca Juga : Salah-seorang-sufi-yang-mengajarkan

Dalam pepatah Arab disebutkan.  “Kami telah belajar bagaimana cara memberi, kami tidak belajar untuk meminta.” Dan oleh karenanya para ulama adalah yang dikunjungi (tuan rumah) dan penguasa adalah tamu."
Syaikh Jalaluddin Rumi, Fihi Ma Fihi. Wallahu a'lam

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Link

Komentar

SUARA KOTA PONTIANAK

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY SUARA KOTA PONTIANAK ||| 🔔E-mail : ptmkspontianak@gmail.com

🚀POPULAR POST

UKRAINA

My blogs

CARA MEMBANGKITKAN NUR QALBU MELALUI ZIKIR NAFI DAN ISBAT BAGI FOMULA TASYAWUF

TUHAN TIDAK BERZAT, BERSIFAT, BERASMA, DAN BERAF'AL.

SEBASTOPOL

🔂 FOLLOWERS