TENTANG IMAN

Tentang Iman
Iman diartikan sebagai Keyakinan yang mutlak terhadap sesuatu tanpa mengsyirikkannya dengan yang lain.
Kita beriman dengan Allah berarti kita menyakini bahwasanya Allah itu adalah Tuhan semesta alam dan tidak menduakannya dengan yang lain. Kita beriman dengan Rasulullah, berarti kita menyakini dengan total bahwasanya nabi Muhammad itu adalah utusan Allah dan tidak mengingati dengan yang lain.

Tanpa iman manusia tidak mungkin mendapat petunjuk dari Tuhannya. Baca Juga : Ibnu-arabi-sang-pencetus-wahdatul-wujud

Firman Allah di dalam Al Quran Surah Al-Baqarah ayat 1–5 Alif Lam Mim Artinya : Sesungguhnya al-quran ini tiada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang takwa yaitu mereka yang mempunyai iman kepada perkara-perkara ghaib, yang mendirikan sholat dan membagikan sebagian rizki yang kami anugerahi.

Enam Rukun Iman

1)Iman kepada Allah.
Iman kepada Allah yang di praktekkan orang dewasa tidaklah sama dengan yang di ucapkan anak kecil, iman bukanlah semata-mata hanya percaya lewat ucapan saja, namun iman yang sebenarnya adalah wujud dari pengakuan, penyaksian, pembuktian baik ucapan maupun yang ada dalam hatinya, dengan menguasai betul pengetahuan tentang apa yang di imaninya serta di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tuhan tanpa antara, tidak di mana mana tapi ada di mana-mana Dia meliputi alam semesta, Dia bukan ini bukan itu, Tidak menyerupai sesuatu, Dia terlepas dari ruang dan waktu serta tidak bisa dijangkau oleh akal pikiran dan khayalan.
Jangan terjebak dengan istilah, Dia mau disebut apa saja asalkan Asma dan Sifat yang dikemukakan itu Asma dan Sifat yang sepatutnya bagi Tuhan tidak masalah.
Inti beriman kepada Allah adalah agar kita bisa meningkatkan level spiritual kita dari satu tingkat ketingkat berikutnya hingga mencapai insanul kamil agar Tuhan bisa terwujud dalam aplikasi kehidupan kita sehari-hari.

2)Iman kepada Malaikat.
Iman kepada malaikat bukan berarti kita percaya bahwa ada makhluk yang mempunyai kekuatan lebih daripada Tuhan, kalau begini cara berfikirnya sama dengan kita percaya adanya jin atau sebangsa makhluk halus lainnya yang juga mempunyai kekuatan “super” melebihi kekuatan Tuhan. Malaikat diperintah tunduk dan bersujud oleh Tuhan kepada manusia karena di dalam diri manusia ada Sirr Tuhan, kita harus memahami hubungan antara manusia dengan malaikat karena malaikat bukanlah sosok makhluk yang berada diluar diri manusia.
Bagi mereka yang bisa mensucikan hatinya malaikat akan bersujud dan turun kedalam dirinya sebagai aulia atau sahabat kita untuk memberikan bimbingan sehingga kita mendapatkan ketenangan hidup. Hakekat malaikat adalah pelindung»penjaga»pengawal»sahabat kita, bukankah dulu di alam shagir (kandungan ibu) mereka sudah di tugaskan untuk menjaga kita dan mengawal kita sampai ke dunia ini? Setelah kita sampai ke dunia mereka pun menjadi ghaib.

3) Iman kepada Kitab-Kitabnya.
Yang ada dipikiran kita ketika iman kepada kitab-kitabnya adalah taurat, zabur, injil dan alquran, ini pemikiran yang sempit seakan-akan nabi itu hanya ada di timur tengah saja. Ada kitab suci dari Nabi selain ditimur tengah tapi mungkin beliau tidak disebut nabi, selain ditimur tengah yang membawa kitab suci tidak disebut nabi, ntah dipanggil siapa tapi maknanya tetap sama "Nabi", Jika Nabi hanya diturunkan ditimur tengah saja, maka Allah bukan Tuhan semesta Alam tapi Tuhannya orang timur tengah sana, Yang namanya Tuhan semesta Alam (Allah Rabbul Alamin) adalah untuk manusia sedunia bukan untuk bangsa tertentu saja, bahwa Tuhan Rabbul Alamin telah mengirimkan rasulnya pada setiap ummat yang ada di muka bumi ini.

Mengimani kitab-kitabnya artinya memercayai semua jenis kitab yang telah DIA turunkan, hakekat kitab-kitab itu bukan hanya kitab yang sudah tertulis diatas kertas saja, kalau begini cara berpikir kita berarti kita telah terjerumus kedalam pemberhalaan teks. Bukankah kitab-kitab yang ditulis itu sudah banyak menimbulkan perselisihan? Sebab, makna yang ada di dalam teks itu tergantung kepada pembacanya artinya latar belakang si pembaca akan ikut mewarnai makna pemahaman ayat yang dibacanya.
Dulu waktu kita berada di alam shagir pada saat waktunya tiba untuk kita keluar ke dunia ini, kita merasa cemas dan takut karena harus berpisah dengan saudara rahasia (sedulur lima) kita, juga karena akan menghadapi kerasnya kehidupan didunia, untuk menghilangkan rasa itu maka dibelahlah dada kita untuk dimasukan kitab ini. Hakekat kitab=iman=ilmu=nur, jadi setiap manusia telah mempunyai kitab atau biasa disebut Al-qur'an Qadim-nya sendiri-sendiri.

4)Iman kepada Rasul-Rasulnya.
Secara awam iman kepada rasul-rasulnya adalah percaya bahwa tuhan telah mengirimkan rasul-rasulnya didunia, sementara rasul sudah berakhir pada nabi Muhammad maka yang ada tinggal kepercayaan belaka. Kalau cara pikir kita seperti ini maka ini hal yang sudah tidak aktual lagi.
Karena rasul sudah tidak ada maka penggantinya adalah ulama-ulama, bisa dibayangkan bila pendapat ulama dianggap sebagai petunjuk rasul. Apa yang terjadi bila dipahami demikian? Tidak perlu saya jelaskan lagi karena kita bisa lihat sendiri kenyataannya didunia ini.
Seharusnya rasul yang diimani tetap aktual dan hidup bukan rasul yang mati, bukankah dalam setiap sholat kita mengucapkan salam kepada rasul kita? Bukankah yang hanya bisa mendengar salam itu yang hidup? Dan bukankah kitapun telah membaca balasan dari salam yang kita sampaikan kepada rasul kita? Apakah ini semua sekedar basa-basi dalam sholat? Sesungguhnya ini semua menunjukkan adanya hubungan langsung sesama yang hidup.

5) Iman kepada Hari Akhir.
Kebanyakan orang mengira bahwa hari akhir itu alam semesta ini akan mengalami kehancuran, lalu setelah itu alam baru dibangun dan dilakukan seleksi siapa yang masuk surga dan siapa yang masuk neraka.
Kembali kepada Tuhan tidaklah serentak melainkan satu per satu seperti dilahirkan, akhirat bukanlah alam yang baru nanti adanya, saat ini pun sudah ada, mereka yang meninggal sebagai saksi kebenaran, dan mereka itu adalah kita.
Jika yang menjadi dasar keyakinan kita bahwa langit dan bumi secara fisikal ini hancur lebur adalah karena adanya beberapa ayat yang mengatakan demikian, itu karena kita mengartikan ayat itu secara harfiahnya, yang akhirnya kita menempatkan kiamat ada diluar diri, sementara kita bisa melihat contoh orang yang sedang menghadapi sakratulmaut tanpa menguasai ilmu sakratulmaut, bagaimana gambaran alam yang ada dipikiran dia saat itu?
Didalam alquran dinyatakan, bahwa Ibrahim diakhirat termasuk orang-orang yang shaleh artinya di akhiratpun banyak hal yang harus dikerjakan tidak bermalas-malasan menikmati rezeki, artinya lagi beliau ada di alam akhirat sedang giat bekerja untuk kemaslahatan hidup.

6)Iman kepada Takdir.
Iman kepada takdir secara tersurat tidak ada dalam alquran, akhirnya kepercayaan kepada takdir ini membelah ummat misalnya, kelompok, jabbariyah (fatalistic), mu'tazilah (kehendak bebas), dan yang netral antara keseimbangan ihktiar dan takdir.
Terlepas dari semua faham diatas bahwa manusia insan kamil merupakan tajalli dari tuhan, jadi manusia sebenarnya wadah bagi qodrat dan iradatNYA, manusia harus bisa meningkatkan kwalitas hidupnya hingga esensi ketuhananlah yang ada pada dirinya, sebagaimana ada hadits yang mengatakan bila Tuhan mencintai hambanya maka dia akan menjadi penglihatan, pendengaran, ucapan dan perilaku, jadi imannya sepenuhnya merupakan pegangan hidupnya sehingga tidak di ombang-ambing dengan berbagai pandangan tentang takdir. Wallahu a'lam

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Link

Komentar

SUARA KOTA PONTIANAK

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY SUARA KOTA PONTIANAK ||| 🔔E-mail : ptmkspontianak@gmail.com

🚀POPULAR POST

UKRAINA

My blogs

CARA MEMBANGKITKAN NUR QALBU MELALUI ZIKIR NAFI DAN ISBAT BAGI FOMULA TASYAWUF

TUHAN TIDAK BERZAT, BERSIFAT, BERASMA, DAN BERAF'AL.

SEBASTOPOL

🔂 FOLLOWERS