MANUSIA BEBAS DALAM GENGGAMAN TUHAN
Segala yang terjadi didunia ini adalah takdir dari Tuhan, qadha dan qadar baik buruknya, namun pemahaman Tentang takdir secara tersurat tidak ada dalam Al-Quran, akhirnya kepercayaan kepada takdir ini membelah ummat misalnya, kelompok Jabbariyah (manusia tidak punya daya dan upaya semua dariNya) Qadariyah (kehendak bebas manusia tidak ada campur tangan dariNya).
Tentang faham jabbariyah, dan Qadariyah, yang mana kedua faham itu termasuk dalam ilmu kalam berkenaan masalah takdir.
Dalil faham jabbariyah.
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu" (QS ash-Shaffat: 96).
Faham Jabbariyah : pendapat jabariyah segala sesuatu yang terjadi pada manusia dan jagad raya ini merupakan kehendak Allah termasuk di dalamnya adalah perbuatan-perbuatan maksiat yang dilakukan oleh manusia. Aliran Jabariyah mengibaratkan bahwa semua perbuatan manusia tak ubahnya seperti wayang.
Faham Qadariyah sebaliknya manusia bebas menentukan nasibnya sendiri melakukan segala sesuatu yang diinginkan baik dan buruknya. Jadi surga atau neraka yang didapatnya bukan merupakan takdir Tuhan melainkan karena kehendak dan perbuatannya sendiri tanpa campur tangan Allah,.
Dalil faham Qadariyah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS AnNisa : 110)
Imam Ali bin Abi Thalib pernah ditanya tentang Qhada dan Qadar Tuhan dalam kaitan dengan siksa dan pahala.
Orang itu bertanya apabila perjalanan menuju perang Siffin itu terjadi dengan qadha dan qadar Tuhan, tidak ada pahala sebagai balasannya.
Kemudian imam Ali menjelaskan bahwa qadha dan qadar Tuhan bukanlah sebuah paksaan. Sekiranya qadha dan qadar itu merupakan paksaan, maka tidak ada pahala dan siksa, gugur pula janji Allah, dan tidak ada pujian bagi orang yang baik dan tidak ada celaan bagi orang berbuat dosa.
Manusia bukan sepenuhnya wayang seperti faham Jabariyah, namun manusia juga bukan bebas dari campur tanganNya seperti faham Qadariyah. manusia disuruh berikhtiar, berusaha menentukan takdirnya sendiri dengan usaha dan doa agar mendapat takdir yang lebih baik, lalu berserah diri.
Sesungguhnya manusia diberi kebebasan oleh Allah, namun kebebasan manusia hanya sebatas pada hatinya saja, Allah membebaskan Hati manusia, sedang gerak jasadnya manusia tiada kuasapun tanpa izinNya, itu sebabnya kenapa jika ada orang yang berbuat baik tetapi tidak sampai karena halangan, niat baiknya tetap dihitung pahala.
Firman Allah :
“Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS al-Insan: 30).
Jadi yang dimaksud manusia hanyalah sebuah wayang dan Tuhan adalah dalangNya. itu bukan pada dimensi semua perbuatan manusia sebagai titik pandangnya seperti faham Jabariyah ataupun Qadariyah, Akan tetapi perbuatan Allah melalui qudrat-iradatNya yang bekerja melalui diri manusia yang sudah Fana Fillah (Insan Kamil) dan melebur menjadi satu sampai pada suatu kesadaran rahasia, yaitu Maqam baqabillah yang senantiasa ada pada diri para rasul, anbiya dan aulia Allah yang berada dibawah Qidamnya Nur Muhammad. Baca Juga : Empat-golongan-manusia-menurut-syaikh
Sehingga perbuatan manusia yang sudah Fana Fillah itu benar benar seperti Wayang dengan dalangNya.
Firman Allah :
“Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar.” (QS al-Anfal: 17). Wallahu a'lam
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Komentar
Posting Komentar
SKP : MENANTI KOMENTAR ANDA DALAM RANGKA MEMBERIKAN MASUKAN SARAN DAN PENDAPAT.....