ILMU ITU SEMUANYA SAMA SAJA TIDAK ADA YANG UTAMA DAN YANG TIDAK UTAMA TETAPI YANG TERLEBIH UTAMA LEBIH BAIK DIAM
Seluruh ilmu pengetahuan itu endingnya bermuara di samudra lepas, seperti aliran aliran sungai yang berbeda namun akhirnya menuju samudra lepas.
Samudra itulah pedoman hidup yang mana kehidupan berasal darinya, sumber mata air dan sungai sungai yang mengalir menumbuhkan berbagai jenis tumbuhan hidup asalnya adalah samudra, samudra yang menguap oleh mata hari yang akhirnya menjadi awan dan turunlah hujan untuk menciptakan mata air dan aliran sungai.
Samudra inilah simbol lautan ilmu, dan air samudra yang membuat hujan dan mata air dan aliran sungai hingga menghidupkan tumbuhan hidup adalah simbol dari maul hayat tirta amarta (air hidup) asal kehidupan mahluk......
Jadilah seperti air yang tenang, yang memiliki kesabaran sedalam dan seluas samudera.
Dalam tradisi sufi, diam tidak sebatas diam dalam arti menutup mulut saja. Namun harus diam mulut dan diam hati. Orang yang pendiam belum tentu diam, karena hatinya ramai oleh berbagai pikiran tentang duniawi. Sampai- sampai dikatakan bahwa belumlah dikatakan seseorang itu taubat jika ia belum mampu diam. Maksud diam, adalah bersandar diri atau bertawakal kepada Allah.
Mimsyad ad Dunawari berkata, "Ahli hikmah akan mewariskan ilmu hikmahnya dengan diam dan akal pikiran". Abu bakar Al-Farisi pernah ditanya tentang diamnya hati. Dia menjawab : "Meninggalkan kesibukan masa yang telah lampau dan masa yang akan datang".
Ibnul Mubarok ditanya mengenai nasehat Luqman pada anaknya, lantas beliau berkata, “Jika berkata (dalam kebaikan) adalah perak, maka diam (dari berkata yang mengandung maksiat) adalah emas.” (Dinukil dari Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)
Rasulullah SAW bersabda:
الصَّلَاةُ عِمَادُ الدِّيْنِ وَالصُّمْتُ أَفْضَلُ وَ الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ غَضْبَ الرَّبِّ وَالصَّمْتُ أَفْضَلُ وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ مِنْ النَّارِ وَ الصَّمْتُ أَفْضَلُ وَالْجِهَادُ سَنَامُ الدِّيْنِ وَ الصَّمْتُ أَفْضَلُ
“Shalat adalah tiang agama, tetapi diam itu lebih utama.
Shadaqah dapat memadamkan murka Rabb, tetapi diam itu lebih utama.
Puasa adalah perisai dari siksa neraka, tetapi diam itu lebih utama.
Jihad itu puncaknya agama, tetapi diam itu lebih utama.”
Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda:
الصَّمْتُ أَرْفَعُ الْعِبَادَاتِ
“Diam adalah bentuk ibadah yang paling tinggi.” (HR. Ad-Dailami).
Maksud diam di sini adalah diam dari sesuatu yang tidak bermanfaat, baik dalam urusan agama maupun dunia, dan diam dari membalas omongan orang yang mencemooh kita.
Nah, diam yang seperti ini termasuk ibadah yang paling tinggi, sebab kebanyakan kesalahan itu timbul dari lisan. Adapun jika seseorang diam karena dia sendirian tanpa adanya orang lain yang memotivasinya untuk diam, maka diamnya bukan ibadah.
Rasulullah SAW juga bersabda :
الصَّمْتُ زَيْنٌ لِلْعَالِمِ وَ سِتْرٌ لِلْجَاهِلِ
“Diam itu adalah perasaan bagi orang ‘Alim dan selimut bagi orang bodoh.” (HR. Abu Syaikh, dari Muharriz)
الصَّمْتُ سَيِّدُ الْأَخْلَاقِ
“Diam itu adalah akhlak yang paling utama.”
الصَّمْتُ حِكَمٌ وَقَلِيْلٌ فَاعِلُهُ
“Diam itu mengandung hikmah yang banyak, tetapi sedikit orang yang melakukannya.” (HR. Qadha’I, dari Anas dan Dailami, dari Ibnu ‘Umar)
Oleh karena itu, ada syair yang mengatakan:
Wahai orang yang banyak bicara tanpa guna, kekanglah mulutmu.
Sungguh kamu terlalu banyak bicara ke sana dan ke mari.
Sungguh kamu telah banyak berperan dalam keburukan
Mulai sekarang diamlah jika kamu ingin menjadi baik. Baca Juga : Apa-benar-nabi-muhammad-saw
Rasulullah SAW bersabda:
أَفْضَلُ الْجِهَادِ اَنْ تُجَاهِدَ نَفْسَكَ وَهَوَاكَ فِيْ ذَاتِ اللهِ
“Jihad yang paling utama adalah memerangi hawa nafsu karena Allah.” (HR. Ad-Dailami).
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Komentar
Posting Komentar
SKP : MENANTI KOMENTAR ANDA DALAM RANGKA MEMBERIKAN MASUKAN SARAN DAN PENDAPAT.....