CUPLIKAN KENANGAN TENTANG GUS DUR PRESIDEN RI 30 DESEMBER 2009 GUDUR WAFAT
Statusnya twitter web Profesor Mahfud MD berisikan tulisan "Allahummagh fir liraisinaa wa ustaadzinaa wa akhiinaa, Abdurrahman Wahid. Warhamhu, wa a'fihi wa'fu anhu". Gus, beristirahatlah dengan nyaman di sana. Saya sering menulis tentangmu dan tentang arahan-arahanmu, tapi saya tahu harus kemana saya datang untuk memperlihatkan tulisan-tulisan saya itu kepadamu. TABIK, Gus. (27 Des 2018).
Tentu saja sebagai manusia Gus Dur punya kelemahan, misalnya, terlalu cepat marah kepada orang yang dilaporkan melakukan korupsi, sebelum benar-benar didalami. Tetapi kelemahan-kelemahan itu jadi sirna ditengah jibunan kebaikan dan integritasnya sebagai pemimpin bangsa. Sudah 9 tahun Gus Dur wafat. Saya merindukannya. Harus saya akui kimia kegalakan Gus Dur dan Rizal Ramli terhadap korupsi sama kerasnya, "Koruptor jgn diberi hati, sikat". Tapi terkadang mereka kurang memperhatikan mekanisme hukum yang rumit, "pokoknya sikat".
Saya ada di bagian memberi saran dalam "ke-hati-hatian memproses hukum" tapi dengan tetap tegas. Menlu Alwi Shihab yang juga sahabat Gus Dur pernah menyarankan agar Gus Dur tidak terlalu keras menyikapi para koruptor. "Korupsi harus diberantas tapi caranya harus lebih soft", saran Alwi. "Alwi, Ente urus saja yang baik-baik agar menjadi lebih baik. Koruptor biar saya yang hadapi", kata Gus Dur. Gus Dur berprinsip teguh menegakkan konstitusi.
Menjelang kejatuhannya karena keroyokan politik, Marsillam menyarankan agar mengalah dulu. "Sebagai sahabat saya sarankan itu, Mas", kata Marsillam. "Jangankan cuma sahabat, keluarga saja tak bisa memaksa saya melalanggar konstitusi" jawab Gus Dur. Kemudian dilakukanlah reshuffle. Marsillam jadi Jaksa Agung dan saya menjadi Menteri Kehakiman-HAM degan tugas, "Pak Mahfud benahilah isi aturan-aturan hukum yang tumpang tindih, Marsillam tegakkanlah aturan-aturan hukum, tindak tegas para pelaku korupsi". Sejak itu saya merangkap Menhan & Menkeh-HAM. Saat Jaksa Agung Baharuddin Lopa wafat, Gus Dur mencari pengganti. Gus Dur meminta saya jadi jaksa agung tapi saya menolak. Saya mengusulkan Artidjo atau Wakajagung Dr. Soeparman. Wimar Witoelar mengusulkan Marsillam. "Marsillam saja, selama hidupnya dia berjuang melawan korupsi", kata Wimar.
Saat Rizal Ramli menjadi menteri, pejabat-pejabat setingkat menteri diberi DOP (Dana Operasional Pimpinan) yang besar agar tidak mempermainkan uang negara. Rizal tahu menteri harus mengeluarkan "ini-itu" padahal gajinya kecil. "Jagan korupsi, pakai uang ini, kalau korupsi saya sikat", katanya.
Dalam pengamatan saya Gus Dur ingin menteri-menteri yang idealis dan tegas. Pesannya, "bereskan persoalan negara ini". Contohnya, ketika mengangkat Rizal Ramli atau Marsillam. Saya lihat keduanya professional dan tegas. Marsillam sangat loyal dan cermat dalam menata administrasi, Rizal Ramli juga. "Antum saya angkat menjadi menteri pertahanan, buksn pertanahan", kata Gus Dur serius. Waktu itu saya dtemani oleh Alwi Shihab. Saya takjub, Gus Dur mengangkat beberapa menterinya brdasar pilihan sendiri, bukan ditodong. Saya yang bukan siapa-siapa, bukan politisi, hanya dosen tiba-tiba diangkat jadi menteri. Saya teringat ketika saya dipanggil Presiden Gus Dur. Semula saya tak yakin beliau kenal saya meski saya kenal beliau. Semula saya kira akan diangkat jadi dirjen atau yang setingkat itu. Tapi beliau meminta saya menjadi menteri pertahanan. Woow, Menteri pertanahan?. "Bukan, menteri pertahanan". Baca juga Habib-syaikhon-bin-musthofa-al-bahar
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Komentar
Posting Komentar
SKP : MENANTI KOMENTAR ANDA DALAM RANGKA MEMBERIKAN MASUKAN SARAN DAN PENDAPAT.....