KALAM TERDALAM (2)
Janganlah engkau makan sesuatu atau minum sesuatu dan janganlah engkau tidur, kecuali dengan kehadiran Hati yang “sadar” dan mata yang “awas”.
“Barangsiapa terhalang dari perjalanan-Ku di dalam batin, maka ia akan diuji dengan perjalanan dzahir, dan ia tidak akan semakin dekat dari-Ku melainkan justru semakin menjauh dalam perjalanan batin.”
Kemanunggalan Rohani merupakan keadaan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata,.
Siapa yang percaya denganNya sebelum mengalaminya sendiri, maka ia telah “mengingkariNya”.
Dan siapa menginginkan “ibadah” setelah mencapai keadaan Wushul, maka ia telah “menyekutukanNya”
(Maksudnya : “Penyatuan Rohani” antara makhluk dan Khaliq tidak akan dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Jika seseorang belum mengalaminya sendiri, maka ia akan cenderung mengingkarinya. Dan orang yang mengaku telah mengalaminya padahal belum, maka ia telah “mendustai diri”. Orang yang telah mencapai keadaan ini, tiada yang ia inginkan selain perjumpaan denganNya.
Jika ia menginginkan hal lain, meski itu berupa ibadah sekalipun, dalam maqam ini, ia dianggap telah menyekutukanNya dengan keinginannya yang lain itu). Barang siapa memperoleh kebahagiaan Azali, maka selamat atasnya, dia tidak akan terhina selamanya. Dan barang siapa memperoleh kesengsaraan Azali, maka celaka baginya, dia tidak akan diterima, dan terhina karenanya.
Aku Jadikan kefakiran dan “keperluan” sebagai kendaraan manusia. siapa saja yang menaikinya, maka ia telah sampai di tempatnya sebelum menyeberangi gunung dan lembah. (Maksudnya : Kefakiran dan “keperluan” merupakan sarana yang membawa manusia kepada kesadaran akan Jati Dirinya dan kebesaran Allah swt. Orang yang telah sampai pada kesadaran semacam ini berarti telah sampai pada posisinya yang tepat, tanpa harus menempuh perjalanan yang berliku-liku.) Baca juga Kalam-terdalam-3
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Komentar
Posting Komentar
SKP : MENANTI KOMENTAR ANDA DALAM RANGKA MEMBERIKAN MASUKAN SARAN DAN PENDAPAT.....