INSAN TERKANDUNG DALAM AHAD
MARTABAT ALAM INSAN
Kita harus-lah mengetahui pada hakekatnya dari mana asal usul diri kitaini sebenarnya sehingga hadir di-alam Dunia ini, disamping itu kita juga harus mengetahui kemana diri kita harus di-kembalikan dan apa pula tujuan kita di-zahir-kan ke muka bumi ini.
Sesungguhnya Allah s.w.t, Tuhan semesta alam menyatakan Dirinya (ZatNya) dengan SifatNya sendiri yaitu pada alam Shagir dan alam Kabir, dan sesungguhnya Allah s.w.t memuji dirinya dengan AsmaNya sendiri dan menguji SifatNya dengan AfaalNya sendiri.
Pembahasan-pembahasan dalam Martabat Alam Insan sebenarnya adalah kita membicarakan hal tentang diri kita sendiri, yaitu diri kita sebagai Sifat Allah s.w.t. yang ditajalikan daripada alam Gaibul gaib (Martabat Ahdah) hingga Zahirnya diri kita yang bersifat diri Muhammad.
Tetapi apabila kita memahami perbincangan tentan Martaba Alam Insan ini, maka tentunya kita dapat memahami Hakekat Usul Diri kita sebenarnya, oleh sebab itu betapa penting-nya pembahasan Martabat Alam Insan ini di-pahami secara mendalam, terutama bagi kita yang sedang menuju kepada Allah s.w.t. menelusuri jalan Hakekat dan Makrifattullah.
Ber-awal alam Insan ini terkandung dalam AHAD yaitu
satu, dalam keadaan itu ter-kumpul-lah seluruh proses per-WUJUD-an diri
Rahasia Allah s.w.t. di-dalam tubuh atau badan Insan yang telah bernafas dan
dilahirkan-lah kea lam Dunia ini. Dari sini dapat di-simpul-kan bahwa alam insan ini merupakan
suatu alam yang mengumpulkan Proses-proses Pe-nyata-an (alam-alam).
Karena hal ini merupakan per-kumpul-an seluruh alam-alam lain,
maka mulai alam ini juga tugas manusia untuk mengembalikan(balik) kembali Diri Rahasia
Allah kepada Tuan Empunya Diri, dan proses penyerahan kembali Diri Rahasia itu,
hendaklah dimulai dan disiapkan dari alam Dunia ini.
Sesungguhnya tujuan utama kita
mengkaji Martabat Alam Insan ini adalah untuk memahami dengan suatu pegangan
yang mutlak bahwasanya diri kita ini sebenar-benarnya bukan diri kita.
Kita harus-lah mengetahui pada hakekatnya dari mana asal usul diri kitaini sebenarnya sehingga hadir di-alam Dunia ini, disamping itu kita juga harus mengetahui kemana diri kita harus di-kembalikan dan apa pula tujuan kita di-zahir-kan ke muka bumi ini.
Sesungguhnya, dengan memahami tentang Martabat Alam Insan maka
sudah pasti kita dapat memahami bahwa diri kita adalah Sifat Allah s.w.t
semata-mata. Diri SifatNya-lah yang ditajallikan untuk menyatakan Dirinya
sendiri.
Sesungguhnya Allah s.w.t, Tuhan semesta alam menyatakan Dirinya (ZatNya) dengan SifatNya sendiri yaitu pada alam Shagir dan alam Kabir, dan sesungguhnya Allah s.w.t memuji dirinya dengan AsmaNya sendiri dan menguji SifatNya dengan AfaalNya sendiri.
Terdapat Firman Allah s.w.t dalam Al-Quran Surah Al-Qashasah ayat 77 dan 88 :
“La illaha illa hua kulli syain khalik illa wajhat lahull hukmu
wailaihi turja’un”. Artinya : “Tiada yang nyata (pada alam shagir
dan alam kabir) kecuali ZatNya semata-mata, sesungguhnya setiap yang wujud dan
zahir ini tiada, kecuali wujud wajahNya semata-mata, sesungguhnya Dia sajalah
yang ber-haq atas sesuatu dan kepadaNya-lah harus dikembalikan”.
Pembahasan-pembahasan dalam Martabat Alam Insan sebenarnya adalah kita membicarakan hal tentang diri kita sendiri, yaitu diri kita sebagai Sifat Allah s.w.t. yang ditajalikan daripada alam Gaibul gaib (Martabat Ahdah) hingga Zahirnya diri kita yang bersifat diri Muhammad.
Oleh karena itu sadari-lah bahwa wujud dan zahirnya diri kita
ini bukan-lah sekali-kali diri kita melainkan sebenarnya diri Allah yang
menyatakan kepada DIA Tuhan semesta alam semata-mata. Ketika
kita membicarakan Hakekat Usul Diri kita, maka banyak orang mengatakan bahwa
diri kita adalah dari Adam as, akan tetapi jarang sekali orang bertanya dari
mana Hakekat Usul Diri Adam as.
Tentunya per-soalan-nya menjadi rumit
bukan? Persoalan-persoalan beginilah yang sering
“digantung” oleh para ulama syareat. Kalau-lah jasad Adam
as dari segumpal tanah hitam? Maka dari mana pula Usul Diri Adam as itu sendiri
(diri bhatin)?
Tetapi apabila kita memahami perbincangan tentan Martaba Alam Insan ini, maka tentunya kita dapat memahami Hakekat Usul Diri kita sebenarnya, oleh sebab itu betapa penting-nya pembahasan Martabat Alam Insan ini di-pahami secara mendalam, terutama bagi kita yang sedang menuju kepada Allah s.w.t. menelusuri jalan Hakekat dan Makrifattullah.
Marilah kita sadar bersama, bahwasanya diri kita adalah Sifat
diri Tuhan semesta Alam jua, tiada diri kita sebenarnya hanya diriNya
semata-mata, kita datang dari alam Gaibul Gaib pada Martabat Ahdah, Nyata dan
zahirnya kita sebagai SifatNya pada Martabat alam Insan (tubuh manusia itu
sendiri). Seperti firman Allah dalam Al-Quran : “innalillahi wainna illaihi roji’un” Artinya : “Sesungguhnya
dirimu itu Allah (Tuhan asal dirimu) dan hendak-lah kamu pulang menjadi Tuhan
kembali”.
Jadi ! Dengan memahami secara mutlak perbincangan kita ini, maka
sudah pasti-lah kita mengetehui bahwa asal kita adalah Tuhan pada Martabat
Ahdah dan Nyatanya kita sebagai Sifat Nya pada martabat Alam Insan dan
sesungguhnya dari Martabat Alam Insan inilah kita harus berangkat men-suci-kan
sifat diri kita ini dari martabat Sifat kepada Martabat Tuhan kembali yaitu
martabat asal diri kita itu sendiri.
Jika di-ibarat-kan diri kita ini asalnya air maka kita sekarang
berada didalam bentuk sifat air yang membeku maka menjadi tanggung jawab kita
mengembalikan diri kita dari air yang membeku hancur (melebur) menjadi air
semula seperti sedia kala.
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Komentar
Posting Komentar
SKP : MENANTI KOMENTAR ANDA DALAM RANGKA MEMBERIKAN MASUKAN SARAN DAN PENDAPAT.....