SANG MURSYID (8)
“Dudukanlah Muhammad dalam Dirimu”
(maksudnya : bukan duduk secara verbal tapi memahami Hakekat keberadaan
Muhammad dalam diri secara sempurna) sehingga sejatinya Muhammad Maujud
dalam pandangan hingga kita bisa menyadari “keterlibatan-Nya” bahwa yang
berbuat ini adalah Dia, yang mendengar ini adalah Dia dan yang melihat
ini adalah Dia.
Dengan memahami Muhammad secara tepat, maka “syafa’at” dapat diterima setiap saat. Sesungguhnya “syafa’at” atau pertolongan yang diberikan oleh Muhammad
saw, dapat diterima langsung serta dirasakan dengan pasti oleh
seseorang. (maksudnya : kalau mereka memahami eksistensi Muhammad) kalau
tidak… maka itu hanya “pradugaan” saja, padahal pertolongan itu selalu
datang kepada kita, bukan “syafa’at” pada hari akhir nanti. Syafa’at = Sambungan - peran ini telah dilakukan oleh Muhammad saw, ia menjadi tempat
“sambungan“ (shalawat) bagi Allah, Malaikat dan orang-orang
beriman. “innallaha wa malaikatahu yusalluna ‘alannabi yaa ayyuhalldzina
amanu shallu alaihi wasallimu taslima.”
Hai orang-orang yang beriman sambung-lah engkau semua kepadanya (Muhammad saw).
Peran ini kini diperankan oleh Mursyid bagi para muridnya, karena para murid belum “sampai” pada pemahaman tentang Hakekat Muhammad dalam Dirinya (maksudnya : suatu saat nanti murid dapat secara langsung bersambung kepadaNya tanpa perantara Mursyid lagi).
Peran ini kini diperankan oleh Mursyid bagi para muridnya, karena para murid belum “sampai” pada pemahaman tentang Hakekat Muhammad dalam Dirinya (maksudnya : suatu saat nanti murid dapat secara langsung bersambung kepadaNya tanpa perantara Mursyid lagi).
Rabithah merupakan syafa’at bagi para murid, karena yang dapat
menyambungkan antara murid dengan Muhammad sang pemberi syafa’at adalah
Mursyid .
Dengan demikian, melakukan Rabithah Mursyid adalah penting agar
tersambung harapan seorang murid kepada Sang pemberi Pertolongan. Jadi mursyid-lah garda depan dalam persambungan awal sebagaimana yang telah diperankan oleh Sayyidina Muhammad saw.
Kesempurnaan memahami eksistensi Muhammad = Kesempurnaan memahami eksistensi Allah. “Karena Aku maka, Ku ciptakan engkau dan karena engkau maka Aku ciptakan jagat raya ini”.
(Maksudnya : Sebelum Allah swt menciptakan mahluk yang lain, pertama
kali Allah ciptakan adalah Muhammad (Nur Muhammad) kemudian dari Nur
Muhammad inilah terciptalah jagat raya)
Allah Berkata :
Aku Rabbi.
(Sesuatu belum tercipta)
Tak seorang-pun menanggapi perkataan-Nya
Akhirnya.. Allah menciptakan Nur Muhammad dari Nur-Nya.
Allah berkata lagi :
Aku Rabbi dan engkau (Muhammad) hamba-Ku.
(sesuatu belum terciptakan juga)
Nur Muhammad menjawab :
Tidak.
Engkau bukan Rabbi,
Dan aku bukan hamba-Mu.
Allah berkata lagi :
Kalau demikian ciptakanlah oleh-mu sesuatu…
Muhammad “berusaha” menciptakan “sesuatu” namun tidak terwujud.
Allah bertanya :
Mana perbuatanmu..?
Nur Muhammad terdiam.
Kemudian Allah menurunkan sifat Agung-Nya (sifat penciptaan) kepada Nur Muhammad yaitu sifat Kun Fayakun.
Maka, dengan sifat Kun Fayakun inilah Nur Muhammad menciptakan semua jagat raya dan mahluk lainnya….......
Wahai saudara - saudaraku yang Mulia…................
Kalaulah benar ingin menemukan Hakekat Muhammad.
Maka Rahasia Muhammad ada pada Mursyid, hanya melalui Mursyid-lah Hakekat Muhammad ini akan terungkap.
Carilah info yang maha berharga ini, agar kita semua bisa membuktikan kebenaran Risalah yang dibawa oleh Muhammad Saw.
Jangan cepat merasa puas dengan pencapaian spritual yang di dapat dari
bahan-bahan bacaan atau keterangan dari guru-guru yang belum sampai
pada-Nya.
Guru yang benar (Mursyid) telah menyimpan dokumen yang maha penting ini
untuk selanjutnya siap di transfer kepada diri kita (maksudnya : Dokumen
bukan berupa tulisan diatas kertas tapi ilmu yang berada di dada para
Mursyid)
Pastikan bahwa kita termasuk salah satu yang ingin mengikuti napak tilas
perjalanan spritual yang telah digoreskan oleh Muhammad saw.
“Tiada Aku mengutus engkau (Muhammad) kepada seluruh manusia, kecuali
hanya untuk memberikan kabar gembira dan kabar takut (peringatan)”
Bila kita mampu mendudukkan (menghidupkan) Muhammad dalam diri maka
Ia-pun akan memberikan dua info ini kepada kita : “basyiran wa Nadziran”
1. Kabar gembira (basyiran)
2. Peringatan (Nadziran)
Temukan-lah Muhammad dalam diri yang telah diutus oleh Allah.
Bukan sekedar (Muhammad) yang terlahir di Makkah dan wafat di Madinah.
Sejatinya Muhammad “bersemayam” abadi dalam diri setiap Insan. Kalaulah belum menemukan Muhammad…............
Sepertinya akan cukup sulit baginya untuk sampai pada derajat spritual yang telah dirintis oleh Muhammad terdahulu. Baca juga SANG MURSYID (9)
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Komentar
Posting Komentar
SKP : MENANTI KOMENTAR ANDA DALAM RANGKA MEMBERIKAN MASUKAN SARAN DAN PENDAPAT.....